Bahasa Indonesia SMA/MA
Kelas X Semester 1
BAB 3
Definisi, Ciri, dan Jenis Anekdot
Definisi, Ciri, dan Jenis Anekdot
Tugas
A. Lakukan kegiatan berikut secara kelompok
1. Buatlah kelompok yang terdiri atas 4 atau 5 orang!
1. Buatlah kelompok yang terdiri atas 4 atau 5 orang!
-
2. Bacalah kedua teks anekdot berikut ini!
Teks Anekdot 1
2. Bacalah kedua teks anekdot berikut ini!
Teks Anekdot 1
Anak Kecil dan Seorang Sufi
Seorang sufi memasuki sebuah kota, Dia melihat anak kecil membawa lilin yang menyala. Tangannya menutupi nyala lilin itu hingga sampal di dalam masjid dan meletakkannya di salah satu sudut masjid.
Sufi itu hendak menggodanya dan bertanya dengan penuh canda, "Apakah kau yang menyalakan sendiri lilin itu?" "Ya," jawab anak kecil.
"Bisakah kamu memberi tahu dari mana cahaya di lilin itu datang?" tanyanya dengan nada bercanda. "Ada saat-saat ketika lilin itu tak menyala, juga ada saat-saat ketika lilin itu menyala. Bisakah kau tunjukkan padaku asal dari cahaya lilin itu?".
Anak kecil itu diam memandang wajah sang sufi.
"Bukankah kau sendiri yang menyala kannya, jadi kau pasti melihat ketika itin itu menyala. Pertanyaanku, berasal dari mana kah cahayanya?" tanya sang sufi masih dengan nada bercanda.
Tiba-tiba anak kecil itu tertawa keras dan meniup lilin itu hingga mati.
"Sekarang cahayanya telah hilang" kata nya. "Ke manakah cahaya itu pergi? Bisakah Tuan memberi tahuku?" tanya anak kecil itu.
Sufi itu terdiam, terkejut tak mampu berujar apa-apa lagi.
Teks Anekdot 2
Ho . . . oh
Seorang ajudan Presiden Bill Clinton dari Amerika Serikat sedang jalan-jalan di Jakarta. Karena bingung dan tersesat, dia bertanya kepada seorang penjual rokok.
"Apa betul ini Jalan Sudirman?"
"Ho oh," jawab si penjual rokok.
Karena bingung dengan jawaban tersebut, dia bertanya lagi kepada seorang polisi yang sedang mengatur lalu lintas. "Apa ini Jalan Sudirman?" tanya ajudan itu.
Polisi menjawab, "Betul."
Karena bingung mendapat jawaban yang berbeda, akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur yang waktu itu kebetulan melintas bersama ajudannya.
"Apa ini Jalan Sudirman?" tanya si ajudan.
Gus Dur menjawab, "Benar."
Ajudan itu semakin bingung karena mendapat tiga jawaban yang berbeda. Kemudian, dia bertanya kepada Gus Dur lagi mengapa waktu tanya tukang rokok dijawab "Ho . oh" lalu tanya polisi dijawab "Betul dan yang terakhir dijawab Gus Dur dengan kata "Benar".
Gus Dur tertegun sejenak, lalu dia berkata, "Oh begini, kalau Anda bertanya kepada tamatan SD maka jawabannya adalah "Ho oh", kalau bertanya kepada tamatan SMA jawabannya adalah "Betul", sedangkan kalau bertanya kepada tamatan universitas jawabannya adalah "Benar."
Ajudan Clinton itu mengangguk dan akhirnya bertanya, "Jadi Anda ini seorang sarjana?"
Dengan spontan Gus Dur menjawab, "Ho... oh!"
3. Analisislah jenis kedua teks anekdot tersebut bersama kelompok Anda!
Jenis sifat Anekdot 1 : Fiksi
Anekdot 2 : Fiksi
Jenis tokoh Anekdot 1 : Tokoh terkenal fiksi
: Tokoh terkenal fiksi
Jenis sifat Anekdot 1 : Fiksi
Anekdot 2 : Fiksi
Jenis tokoh Anekdot 1 : Tokoh terkenal fiksi
: Tokoh terkenal fiksi
4. Analisisluh tajuan setiap teks anekdot tersebut bersama kelompok Anda!
Tujuan Anekdot 1 : Nasihat
Anekdot 2 : Nasihat
: Kritik
Tujuan Anekdot 1 : Nasihat
Anekdot 2 : Nasihat
: Kritik
5. Simpulkan persamaan dan perbedaan kedua teks anekdot tersebut bersama kelompok anda!
Janganlah suka mengeluh, dan bersyukur atas nikmat tuhan. Berisi ajakan untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan kepada kita.
Satpam memukul pria itu, lalu meringkasnya. Berisi tingkah lucu seorang satpam terhadap orang yang sebenarnya orang penting tambahan.
Janganlah suka mengeluh, dan bersyukur atas nikmat tuhan. Berisi ajakan untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan kepada kita.
Satpam memukul pria itu, lalu meringkasnya. Berisi tingkah lucu seorang satpam terhadap orang yang sebenarnya orang penting tambahan.
B. Lakukan kegiatan berikut secara mandiri!
1. Bacalah kedua teks anekdot berikut!
1. Bacalah kedua teks anekdot berikut!
Teks Anekdot 1
Sudah lama Abu Nawas tidak dipanggil ke istana untuk menghadap Baginda. Abu Nawas juga sudah lama tidak muncul di kendal teh. Kawan-kawan Abu Nawas banyak yang merasa kurang bergairah tanpa kehadiran Abu Nawas. Tentu saja keadaan kedai tak semarak karena Abu Nawas si pemicu tawa tidak ada.
Suatu hari ada seorang laki-laki setengah baya ke kedai teh menanyakan Abu Nawas. la mengeluh bahwa ia tidak menemukan jalan keluar dari masalah pelik yang dihadapi. Salah seorang teman Abu Nawas ingin mencoba menolong.
"Cobalah utarakan kesulitanmu kepada ku barangkali aku bisa membantu," kata kawan Abu Nawas.
"Baiklah. Aku mempunyai rumah yang amat sempit. Sementara itu, aku tinggal bersama istri dan kedelapan anakku Rumah itu kami rasakan terlalu sempit sehingga kami tidak merasa bahagia," kata orang itu membeberkan kesulitannya.
Kawan Abu Nawas itu tidak mampu memberikan jalan keluar. Begitu juga kawan Abu Nawas lainnya. Mereka menyarankan orang itu pergi menemui Abu Nawas di rumahnya saja.
Orang itu pun pergi ke rumah Abu Nawas. Kebetulan Abu Nawas sedang mengaji. Setelah mengutarakan kesulitan yang di alami. Abu Nawas bertanya kepada orang itu.
"Punyakah engkau seekor domba?"
"Tidak, tetapi aku mampu membelinya, jawab orang itu.
"Kalau begitu belilah seekor domba, lalu tempatkan domba itu di dalam rumahmu, Abu Nawas menyarankan.
Orang itu tidak membantah. la langsung membeli seekor domba seperti yang disaran kan Abu Nawas. Beberapa hari kemudian orang itu datang lagi menemui Abu Nawas.
"Wahal Abu Nawas, aku telah melaksanakan saranmu, tetapi rumahku bertambah sesak. Aku dan keluargaku merasa segala sesuatu menjadi lebih buruk dibandingkan sebelum tinggal bersama domba," kata orang itu mengeluh.
"Kalau begitu belilah lagi beberapa ekor unggas, lalu tempatkan juga mereka di dalam rumahmu," kata Abu Nawas.
Orang itu tidak membantah. la langsung membell beberapa ekor unggas. Kemudian unggas-unggas itu dimasukkan ke dalam rumahnya. Beberapa hari kemudian orang itu datang lagi ke rumah Abu Nawas.
"Wahal Abu Nawas, aku telah melaksanakan saran-saranmu, menambah penghuni rumahku dengan beberapa ekor unggas. Namun aku dan keluargaku semakin tidak betah tinggal di rumah yang semakin banyak penghuninya. Kami bertambah merasa tersiksa kata orang dengan wajah yang muram.
"Kalau begitu belilah seorang anak unta dan peliharalah di dalam rumahmu," kata Abu Nawas menyarankan.
Orang itu tidak membantah la langsung ke pasar hewan membeli seekor anak unta untuk dipelihara di rumahnya.
Beberapa hari kemudian orang itu datang lagi menemui Abu Nawas. la berkata, "Wahai Abu Nawas, tahukah engkau bahwa keadaan di dalam rumahku sekarang hampir seperti neraka. Semuanya berubah menjadi lebih mengerikan daripada hari hari sebelumnya. Wahai Abu Nawas, kam sudah tidak tahan tinggal serumah dengan binatang-binatang itu."
"Baiklah, kalau kalian sudah merasa tidak tahan, juallah anak unta itu," kata Abu Nawas.
Orang itu tidak membantah la langsung menjual anak unta yang baru dibelinya.
Beberapa hari kemudian Abu Nawas pergi ke rumah orang itu, "Bagaimana keadaan kalian sekarang?".
"Keadaan kami sekarang lebih baik karena anak unta itu sudah tidak lagi tinggal di sini," kata orang itu tersenyum
"Baklah, kalau begitu sekarang juallah unggas unggasmu," kata Abu Nawas.
Orang itu tidak membantah la langsung menjual unggas unggasnya. Beberapa hari kemudian Abu Nawas mengunjungi orang Itu.
"Bagaimana keadaan rumah kalian sekarang?" Abu Nawas bertanya.
"Keadaan sekaranglebih menyenangkan karena unggas-unggas itu sudah tidak tinggal bersama kami, kata orang itu dengan wajah ceria.
"Baiklah kalau begitu sekarang juallah domba itu," kata Abu Nawas.
Orang itu tidak membantah. Dengan senang hati ia langsung menjual dombanya.
Beberapa hari kemudian Abu Nawas bertamu ke rumah orang itu, la bertanya, Bagaimana keadaan rumah kalian sekarang?
"Kami merasaka rumah kami bertambah luas karena binatang-binatang itu sudah tidak lagi tinggal bersama kami. Kami sekarang lebih merasa bahagia daripada dahulu. Kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepadamu hai Abu Nawas, kata orang itu dengan wajah berseri-seri.
"Sebenarnya batas sempit dan luas itu tertancap dalam pikiranmu. Kalau engkau selalu bersyukur atas nikmat Tuhan, Tuhan akan mencabut kesempitan dalam hati dan pikiranmu," kata Abu Nawas menjelaskan.
Sebelum Abu Nawas pulang, ia bertanya kepada orang itu, "Apakah engkau sering berdoa?"
"Ya." jawab orang itu.
"Ketahuilah bahwa doa seorang hamba tidak mesti diterima oleh Tuhan manakala Tuban membuka pintu pemahaman kepadamu, ketika Dia tidak memberi engkau maka ketiadaan pemberian itu merupakan pemberian yang sebenarnya.
Anekdot 2
Alkisah, suatu hari ada seorang pria yang ingin menerobos masuk ke gedung DPR.
Oleh satpam, yang tidak merasa mengenal pria itu, tentu saja dilarang. Namun, pria itu ngotot. Dia malah marah marah, mencak-mencak dan menuding nuding satpam DPR. Karena kesal dan emosinya tersulut, satpam memukul pria itu, lalu meringkusnya. Dia takut akan terjadi kerusuhan.
Selidik punya selidik, ternyata pria yang sempat dipukul itu adalah salah satu anggota DPR yang terhormat.
Kok insiden ini bisa terjadi? Yah, soalnya anggota DPR ini memang tidak pernah ngantor di gedung DPR dan sering membolos, sehingga satpam DPR pun tidak mengenali wajahnya.
Ketenangan Hati
Suatu hari ada seorang laki-laki setengah baya ke kedai teh menanyakan Abu Nawas. la mengeluh bahwa ia tidak menemukan jalan keluar dari masalah pelik yang dihadapi. Salah seorang teman Abu Nawas ingin mencoba menolong.
"Cobalah utarakan kesulitanmu kepada ku barangkali aku bisa membantu," kata kawan Abu Nawas.
"Baiklah. Aku mempunyai rumah yang amat sempit. Sementara itu, aku tinggal bersama istri dan kedelapan anakku Rumah itu kami rasakan terlalu sempit sehingga kami tidak merasa bahagia," kata orang itu membeberkan kesulitannya.
Kawan Abu Nawas itu tidak mampu memberikan jalan keluar. Begitu juga kawan Abu Nawas lainnya. Mereka menyarankan orang itu pergi menemui Abu Nawas di rumahnya saja.
Orang itu pun pergi ke rumah Abu Nawas. Kebetulan Abu Nawas sedang mengaji. Setelah mengutarakan kesulitan yang di alami. Abu Nawas bertanya kepada orang itu.
"Punyakah engkau seekor domba?"
"Tidak, tetapi aku mampu membelinya, jawab orang itu.
"Kalau begitu belilah seekor domba, lalu tempatkan domba itu di dalam rumahmu, Abu Nawas menyarankan.
Orang itu tidak membantah. la langsung membeli seekor domba seperti yang disaran kan Abu Nawas. Beberapa hari kemudian orang itu datang lagi menemui Abu Nawas.
"Wahal Abu Nawas, aku telah melaksanakan saranmu, tetapi rumahku bertambah sesak. Aku dan keluargaku merasa segala sesuatu menjadi lebih buruk dibandingkan sebelum tinggal bersama domba," kata orang itu mengeluh.
"Kalau begitu belilah lagi beberapa ekor unggas, lalu tempatkan juga mereka di dalam rumahmu," kata Abu Nawas.
Orang itu tidak membantah. la langsung membell beberapa ekor unggas. Kemudian unggas-unggas itu dimasukkan ke dalam rumahnya. Beberapa hari kemudian orang itu datang lagi ke rumah Abu Nawas.
"Wahal Abu Nawas, aku telah melaksanakan saran-saranmu, menambah penghuni rumahku dengan beberapa ekor unggas. Namun aku dan keluargaku semakin tidak betah tinggal di rumah yang semakin banyak penghuninya. Kami bertambah merasa tersiksa kata orang dengan wajah yang muram.
"Kalau begitu belilah seorang anak unta dan peliharalah di dalam rumahmu," kata Abu Nawas menyarankan.
Orang itu tidak membantah la langsung ke pasar hewan membeli seekor anak unta untuk dipelihara di rumahnya.
Beberapa hari kemudian orang itu datang lagi menemui Abu Nawas. la berkata, "Wahai Abu Nawas, tahukah engkau bahwa keadaan di dalam rumahku sekarang hampir seperti neraka. Semuanya berubah menjadi lebih mengerikan daripada hari hari sebelumnya. Wahai Abu Nawas, kam sudah tidak tahan tinggal serumah dengan binatang-binatang itu."
"Baiklah, kalau kalian sudah merasa tidak tahan, juallah anak unta itu," kata Abu Nawas.
Orang itu tidak membantah la langsung menjual anak unta yang baru dibelinya.
Beberapa hari kemudian Abu Nawas pergi ke rumah orang itu, "Bagaimana keadaan kalian sekarang?".
"Keadaan kami sekarang lebih baik karena anak unta itu sudah tidak lagi tinggal di sini," kata orang itu tersenyum
"Baklah, kalau begitu sekarang juallah unggas unggasmu," kata Abu Nawas.
Orang itu tidak membantah la langsung menjual unggas unggasnya. Beberapa hari kemudian Abu Nawas mengunjungi orang Itu.
"Bagaimana keadaan rumah kalian sekarang?" Abu Nawas bertanya.
"Keadaan sekaranglebih menyenangkan karena unggas-unggas itu sudah tidak tinggal bersama kami, kata orang itu dengan wajah ceria.
"Baiklah kalau begitu sekarang juallah domba itu," kata Abu Nawas.
Orang itu tidak membantah. Dengan senang hati ia langsung menjual dombanya.
Beberapa hari kemudian Abu Nawas bertamu ke rumah orang itu, la bertanya, Bagaimana keadaan rumah kalian sekarang?
"Kami merasaka rumah kami bertambah luas karena binatang-binatang itu sudah tidak lagi tinggal bersama kami. Kami sekarang lebih merasa bahagia daripada dahulu. Kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepadamu hai Abu Nawas, kata orang itu dengan wajah berseri-seri.
"Sebenarnya batas sempit dan luas itu tertancap dalam pikiranmu. Kalau engkau selalu bersyukur atas nikmat Tuhan, Tuhan akan mencabut kesempitan dalam hati dan pikiranmu," kata Abu Nawas menjelaskan.
Sebelum Abu Nawas pulang, ia bertanya kepada orang itu, "Apakah engkau sering berdoa?"
"Ya." jawab orang itu.
"Ketahuilah bahwa doa seorang hamba tidak mesti diterima oleh Tuhan manakala Tuban membuka pintu pemahaman kepadamu, ketika Dia tidak memberi engkau maka ketiadaan pemberian itu merupakan pemberian yang sebenarnya.
Anekdot 2
Satpam di Gedung DPR
Alkisah, suatu hari ada seorang pria yang ingin menerobos masuk ke gedung DPR.
Oleh satpam, yang tidak merasa mengenal pria itu, tentu saja dilarang. Namun, pria itu ngotot. Dia malah marah marah, mencak-mencak dan menuding nuding satpam DPR. Karena kesal dan emosinya tersulut, satpam memukul pria itu, lalu meringkusnya. Dia takut akan terjadi kerusuhan.
Selidik punya selidik, ternyata pria yang sempat dipukul itu adalah salah satu anggota DPR yang terhormat.
Kok insiden ini bisa terjadi? Yah, soalnya anggota DPR ini memang tidak pernah ngantor di gedung DPR dan sering membolos, sehingga satpam DPR pun tidak mengenali wajahnya.
2. Analisislah tujuan teks Anekdot 1 dan Anekdot 2? Jelaskan!
Anekdot 1
Berisi nasehat Abu Nawas : " Sebenarnya batas sempit dan luas itu tertancap dalam pikiranmu. Kalau engkau selalu bersyukur atas nikmat Tuhan, Tuhan akan mencabut kesempatan dalam hati dan pikiranmu ".
Anekdot 2
Berisi Kritikan : Kritikan kepada anggota DPR yang tinggi jabatan tetapi jarang bekerja.
Berisi Nasehat : "Percuma jabatan anda tinggi malas bekerja."
3. Analisislah jenis kedua teks anekdot tersebut!
Sifat Anekdot 1 : Anekdot fiksi karena berisis tokoh dan cerita yang mengkhayal (Cerita Abu Nawas).
Sifat Anekdot 2 : Berisi cerita khayal berupa tokoh yang kurang jelas dan latarnya.
Tokoh Anekdot 1 : Tokoh terkenal fiksi, berupa tokoh Abu Nawas.
Tokoh Anekdot 2 : Tokoh terkenal fiksi, karena tokoh DPR yang tidak jelas identitasnya.
Sifat Anekdot 1 : Anekdot fiksi karena berisis tokoh dan cerita yang mengkhayal (Cerita Abu Nawas).
Sifat Anekdot 2 : Berisi cerita khayal berupa tokoh yang kurang jelas dan latarnya.
Tokoh Anekdot 1 : Tokoh terkenal fiksi, berupa tokoh Abu Nawas.
Tokoh Anekdot 2 : Tokoh terkenal fiksi, karena tokoh DPR yang tidak jelas identitasnya.
4. Jelaskan amanat pada teks Anekdot 1!
Amanat yang bisa diambil dari Anekdot 1 adalah Janganlah merasa terbebani, merasa kurang, dan merasa kesulitan ambil semua hikmahnya dan bersyukurlah dengan apa saja yang kamu miliki sekarang, tidak semua orang diberi kemudahan sepertimu contohnya memiliki rumah untuk tinggal, banyak diluar sana tudur pun sulit karena tak punya tempat tinggal. Jadi bersyukurlah dengan apapun yang kamu miliki sekarang dengan bersyukur dan terus berdoa hidup akan lebih baik dan tidak mudah mengeluh.
5. Jelaskan faktor yang menggelitik pada teks Anekdot 2!
Seorang satpam yang bahkan tidak mengenal seorang anggota DPR di bekerja di sana, dan hal itu dikarenakan anggota DPR tersebut jarang bekerja atau malas.
Amanat yang bisa diambil dari Anekdot 1 adalah Janganlah merasa terbebani, merasa kurang, dan merasa kesulitan ambil semua hikmahnya dan bersyukurlah dengan apa saja yang kamu miliki sekarang, tidak semua orang diberi kemudahan sepertimu contohnya memiliki rumah untuk tinggal, banyak diluar sana tudur pun sulit karena tak punya tempat tinggal. Jadi bersyukurlah dengan apapun yang kamu miliki sekarang dengan bersyukur dan terus berdoa hidup akan lebih baik dan tidak mudah mengeluh.
5. Jelaskan faktor yang menggelitik pada teks Anekdot 2!
Seorang satpam yang bahkan tidak mengenal seorang anggota DPR di bekerja di sana, dan hal itu dikarenakan anggota DPR tersebut jarang bekerja atau malas.
Uji Kompetensi 1
Kerjakan soal-soal berikut!
1. Apa yang dimaksud dengan teks anekdot?
Cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya berisi orang penting atau orang terkenal dan peristiwanya berdasarkan kisah nyata.
Cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya berisi orang penting atau orang terkenal dan peristiwanya berdasarkan kisah nyata.
2. Sebutkan ciri-ciri teks anekdot!
a. Teks anekdot bersifat humor, berisi cerita-cerita lucu.
b. Bersifat menggelitik, membuat pembaca terhibur dengan kelucuan pada cerita.
c. Bersifat menyindir sebagian kelompok tertentu.
d. Menceritakan orang penting, orang terkenal, penjabat, dan orang biasa.
e. Memiliki tujuan tertentu.
f. Kisahnya hampir menyerupai dongeng.
g. Menceritakan karakter hewan dan manusia.
a. Teks anekdot bersifat humor, berisi cerita-cerita lucu.
b. Bersifat menggelitik, membuat pembaca terhibur dengan kelucuan pada cerita.
c. Bersifat menyindir sebagian kelompok tertentu.
d. Menceritakan orang penting, orang terkenal, penjabat, dan orang biasa.
e. Memiliki tujuan tertentu.
f. Kisahnya hampir menyerupai dongeng.
g. Menceritakan karakter hewan dan manusia.
3. Sebut dan jelaskan jenis teks anekdot berdasarkan sifat peristiwanya!
a. Anekdot nonfiksi
Adalah anekdot yang menjelaskan atau menceritakan pristiwa nyata dengan tokoh dan latar sebenarnya.
b. Anekdot fiksi
Adalah anekdot yang menjelaskan kisah foksi atau khayal.
a. Anekdot nonfiksi
Adalah anekdot yang menjelaskan atau menceritakan pristiwa nyata dengan tokoh dan latar sebenarnya.
b. Anekdot fiksi
Adalah anekdot yang menjelaskan kisah foksi atau khayal.
4. Sebut dan jelaskan jenis teks anekdot berdasarkan tokoh dalam ceritanya!
a. Anekdot tokoh terkenal
Anekdot yang menjelaskan atau menceritakan tokoh terkenal fiksi maupun non fiksi.
1. Anekdot tokoh terkenal nonfiksi, kisah yang dilakukan orang terkenal.
2. Anekdot tokoh terkenal fiksi, kisah dari tokoh terkenal yang khayal (Abu Nawas).
b. Anekdot Sufi
Anekdot berdasarkan kisah-kisah sufi atau pemuka agama.
c. Anekdot Binatang
Anekdot yang menggunakan tokoh binatang.
5. Sebut dan jelaskan jenis teks anekdot berdasarkan tujuannya!
a. Anekdot Kritik, yaitu anekdot yang berujuan mengkritik.
b. Anekdot Nasehat, yaitu anekdot yang bertujuan menasehati.
c. Anekdot Hiburan, yaitu anekdot yang bertujuan menghibur orang lain.
a. Anekdot tokoh terkenal
Anekdot yang menjelaskan atau menceritakan tokoh terkenal fiksi maupun non fiksi.
1. Anekdot tokoh terkenal nonfiksi, kisah yang dilakukan orang terkenal.
2. Anekdot tokoh terkenal fiksi, kisah dari tokoh terkenal yang khayal (Abu Nawas).
b. Anekdot Sufi
Anekdot berdasarkan kisah-kisah sufi atau pemuka agama.
c. Anekdot Binatang
Anekdot yang menggunakan tokoh binatang.
5. Sebut dan jelaskan jenis teks anekdot berdasarkan tujuannya!
a. Anekdot Kritik, yaitu anekdot yang berujuan mengkritik.
b. Anekdot Nasehat, yaitu anekdot yang bertujuan menasehati.
c. Anekdot Hiburan, yaitu anekdot yang bertujuan menghibur orang lain.
0 Comments