Bahasa Indonesia SMA/MA
Kelas X Semester 1
BAB 4
Pengungkapan Kembali Isi Hikayat
Pengungkapan Kembali Isi Hikayat
Tugas
Lakukan kegiatan-kegiatan berikut: hikayat berikut!
1 Bacalah kutipan
Hikayat Burung Dara dengan Rubah dan Bangau
Ada seekor burung dara membuat sarang di atas puncak sebatang pohon kurma yang amat tinggi. Amat berat pekerjaan membuat sarang itu, karena rumput kering dan ranting-ranting yang perlu untuk membuatnya harus diterbangkan dari jauh, dan pohon itu sangat tinggi pula. Setelah beberapa lamanya bekerja, akhirnya siap juga sarang itu, dan bertelurlah ia dua buah, lalu dieraminya.
Ketika telur itu menetas, dan ia mulai mengecap bahagia beroleh anak, datanglah ke bawah pohon itu seekor rubah, yang sejak semula telah memperhatikan perbuatan induk burung itu. Rubah lalu menakut-nakuti induk burung. Diancamnya akan naik memanjat pohon itu, kalau anak burung itu tiada dijatuhkan ke tanah untuk dimakannya. Karena ketakutan, burung itu pun menjatuhkan anaknya, dan dimakanlah oleh rubah itu.
Pada suatu hari menetas pula telur burung dara. Waktu itu hinggaplah pada pelepah pohon itu seekor burung bangau. Demi dilihatnya burung dara duduk dengan duka citanya, kasihanlah hatinya, "Hai burung dara," katanya, "apakah sebabnya maka engkau kulihat bersusah hati saja?"
"Bagaimana aku takkan susah," jawab durung dara, "tiap-tiap anakku lahir, datang rubah hutan menakut-nakuti daku, dikatakan nya di akan naik ke sarangku, hingga terpaksa kujatuhkan anakku untuk dimakannya."
"Kalau begitu," kata burung bangau pula, "apabila dia datang sekali lagi, katakanlah kepadanya, bahwa engkau tiada akan memberikan anakmu lagi kepadanya, sekalipun dia akan naik ke sarangmu. Dan kalau dia berani berbuat begitu, katakan kepadanya engkau akan terbang dan pindah dari sini."
Setelah burung dara dinasihatinya, terbanglah bangau ke pinggir sebuah sungai tak jauh dari tempat itu. Tak lama antaranya datanglah rubah, dan berseru-serulah pula ia menyuruh burung dara menjatuhkan anaknya. mendengar itu menjawablah burung dara dari atas pohon sebagai yang diajarkan bangau kepadanya. Amat heran rubah mendengar jawaban burung dara, lalu ia bertanya, "Siapakah yang mengajarimu berkata begitu?"
"Apa gunanya engkau tanyakan," jawab burung dara. "Bangau yang memberi ajaran kepadaku."
Seketika juga pergilah rubah mencari bangau, didapatinya sedang berdiri di pinggir sungai menyelisik bulunya, seraya berjemur jemur diri.
"Alangkah indah rupa bulumu, hai bangau," kata rubah, "pada rasaku tentu bukan badanmu saja yang bagus, akalmu tentulah panjang pula. Cobalah katakan kepadaku, kalau datang angin dari kanan, ke manakah kepalamu engkau sembunyikan?"
"Tentu ke kiri," jawab bangau.
"Dan kalau angin datang dari kiri?"
"Ke kanan malah," jawab bangau pula.
"Tetapi kalau angin puncak beliung yang datang, yang bertiup berkeliling-keliling, ke mana engkau sembunyikan kepalamu?"
"Kalau begitu kusembunyikan di bawah sayapku."
"Masakan dapat engkau menyembunyikan kepala ke bawah sayapmu? Agaknya tak mungkin engkau berbuat begitu.
"Mengapa tidak mungkin belumlah engkau pernah melihat?" jawab bangau.
"Benar mungkin? Kalau begitu sungguhlah " bangsa burung jauh dilebihkan Tuhan daripada kami. Engkau pandai mengerjakan sesuatu yang tiada dapat kami kerjakan Yang kamu pelajari, setahun dapat engkau pelajari seketika saja. Besar nian kemurahan Tuhan atasmu. Cobalah perlihatkan kepadaku bagaimana caranya!"
Sangat besar hati bangau mendengar pujian rubah, lalu dimasukkannya kepalanya ke bawah sayapnya. Ketika itu juga melompatlah rubah hutan menerkam bangau itu. "Hai burung yang bodoh," katanya, "orang engkau tunjuki, tetapi dirimu engkau biarkan diterkam musuh."
Maka dicabik-cabiknya badan burung itu dan dimakannya.
Pada suatu hari menetas pula telur burung dara. Waktu itu hinggaplah pada pelepah pohon itu seekor burung bangau. Demi dilihatnya burung dara duduk dengan duka citanya, kasihanlah hatinya, "Hai burung dara," katanya, "apakah sebabnya maka engkau kulihat bersusah hati saja?"
"Bagaimana aku takkan susah," jawab durung dara, "tiap-tiap anakku lahir, datang rubah hutan menakut-nakuti daku, dikatakan nya di akan naik ke sarangku, hingga terpaksa kujatuhkan anakku untuk dimakannya."
"Kalau begitu," kata burung bangau pula, "apabila dia datang sekali lagi, katakanlah kepadanya, bahwa engkau tiada akan memberikan anakmu lagi kepadanya, sekalipun dia akan naik ke sarangmu. Dan kalau dia berani berbuat begitu, katakan kepadanya engkau akan terbang dan pindah dari sini."
Setelah burung dara dinasihatinya, terbanglah bangau ke pinggir sebuah sungai tak jauh dari tempat itu. Tak lama antaranya datanglah rubah, dan berseru-serulah pula ia menyuruh burung dara menjatuhkan anaknya. mendengar itu menjawablah burung dara dari atas pohon sebagai yang diajarkan bangau kepadanya. Amat heran rubah mendengar jawaban burung dara, lalu ia bertanya, "Siapakah yang mengajarimu berkata begitu?"
"Apa gunanya engkau tanyakan," jawab burung dara. "Bangau yang memberi ajaran kepadaku."
Seketika juga pergilah rubah mencari bangau, didapatinya sedang berdiri di pinggir sungai menyelisik bulunya, seraya berjemur jemur diri.
"Alangkah indah rupa bulumu, hai bangau," kata rubah, "pada rasaku tentu bukan badanmu saja yang bagus, akalmu tentulah panjang pula. Cobalah katakan kepadaku, kalau datang angin dari kanan, ke manakah kepalamu engkau sembunyikan?"
"Tentu ke kiri," jawab bangau.
"Dan kalau angin datang dari kiri?"
"Ke kanan malah," jawab bangau pula.
"Tetapi kalau angin puncak beliung yang datang, yang bertiup berkeliling-keliling, ke mana engkau sembunyikan kepalamu?"
"Kalau begitu kusembunyikan di bawah sayapku."
"Masakan dapat engkau menyembunyikan kepala ke bawah sayapmu? Agaknya tak mungkin engkau berbuat begitu.
"Mengapa tidak mungkin belumlah engkau pernah melihat?" jawab bangau.
"Benar mungkin? Kalau begitu sungguhlah " bangsa burung jauh dilebihkan Tuhan daripada kami. Engkau pandai mengerjakan sesuatu yang tiada dapat kami kerjakan Yang kamu pelajari, setahun dapat engkau pelajari seketika saja. Besar nian kemurahan Tuhan atasmu. Cobalah perlihatkan kepadaku bagaimana caranya!"
Sangat besar hati bangau mendengar pujian rubah, lalu dimasukkannya kepalanya ke bawah sayapnya. Ketika itu juga melompatlah rubah hutan menerkam bangau itu. "Hai burung yang bodoh," katanya, "orang engkau tunjuki, tetapi dirimu engkau biarkan diterkam musuh."
Maka dicabik-cabiknya badan burung itu dan dimakannya.
2. Buatlah sinopsis atau ringkasan isi kutipan hikayat tersebut!
Ada seekor burung dara membuat sarang di atas pohon kurma yang tinggi gunauntuk bertemu dan mengeraminya. Setelah menetas, datanglah seekor lebah yang meminta menjatuhkananaknya yang baru menetas itu.
Pada suatu hari hinggaplah bangau di pelepah pohon dan bangau melihat wajah burung dara dengan penuh duka cita, kemudian bangau bertanya. Setelah burung dara curhat, bangau memberinya nasihat.
Tak lama kemudian datanglah seekor rubah yang meminta lagi anak burung dara tersebut. Burung dara menolak sama seperti yang dinasihatkan burung bangau. Rubahpun heran siapa yang mengajarinya. Burung dara bilang kalau yang mengajarinya adalah bangau, rubahpun langsung ke tempat bangau. kemudian rubah bercaap basa-basi dengan bangau, kemudian brubah memuji-muji bangau. Bangau diprintah oleh rubah untuk mempraktikan menyembunyikan kepalanya di balik sayap. Setelah melakukan hal itu, bangau langsung diterkam rubah lalu dimakan.
3. Sampaikan hasil nugas Anda di depan kelas!
-
Ada seekor burung dara membuat sarang di atas pohon kurma yang tinggi gunauntuk bertemu dan mengeraminya. Setelah menetas, datanglah seekor lebah yang meminta menjatuhkananaknya yang baru menetas itu.
Pada suatu hari hinggaplah bangau di pelepah pohon dan bangau melihat wajah burung dara dengan penuh duka cita, kemudian bangau bertanya. Setelah burung dara curhat, bangau memberinya nasihat.
Tak lama kemudian datanglah seekor rubah yang meminta lagi anak burung dara tersebut. Burung dara menolak sama seperti yang dinasihatkan burung bangau. Rubahpun heran siapa yang mengajarinya. Burung dara bilang kalau yang mengajarinya adalah bangau, rubahpun langsung ke tempat bangau. kemudian rubah bercaap basa-basi dengan bangau, kemudian brubah memuji-muji bangau. Bangau diprintah oleh rubah untuk mempraktikan menyembunyikan kepalanya di balik sayap. Setelah melakukan hal itu, bangau langsung diterkam rubah lalu dimakan.
3. Sampaikan hasil nugas Anda di depan kelas!
-
Tugas 2
Lakukan kegiatan-kegiatan berikur secara berkelompok
1. Bentuklah kelompok yang terdiri atas 3 atau 4 orang!
-
1. Bentuklah kelompok yang terdiri atas 3 atau 4 orang!
-
2. Carilah sebuah teks hikayat dari buku di perpustakaan atau koleksi pribadi!
-
-
3. Buatlah ringkasan isi atau sinopsis hikayat tersebut!
-
-
4. Sampaikan hasil tugas Anda di depan kelas!
-
5. Kunpulkan hasil tugas kelompok Anda kepada guru!
-
-
5. Kunpulkan hasil tugas kelompok Anda kepada guru!
-
Uji Kompetensi 3
Kerjakan soal-soal berikut!
1. Jelaskan yang dimaksud dengan meringkas!
Meringkas adalah menyajikan suatu karangan dalam bentuk lebih singkat.
2. Sebutkan cara meringkas hikayat!
a. Membaca keseluruhan hikayat dengan seksama.
b. Mencatat gagasan utama dengan menggarisbawahi gagasan-gagasan penting.
c. Menulis ringkasan berdasarkan gagasan-gagasan utama yang telah dicatat pada langkah kedua.
d. Dialog dan monolog tokoh cukup ditulis isi atau dicari garis besarnya.
e. Sinopsis hikayat tidak boleh menyimpang dari jalan cerita dan isi keseluruhan hikayat.
Meringkas adalah menyajikan suatu karangan dalam bentuk lebih singkat.
2. Sebutkan cara meringkas hikayat!
a. Membaca keseluruhan hikayat dengan seksama.
b. Mencatat gagasan utama dengan menggarisbawahi gagasan-gagasan penting.
c. Menulis ringkasan berdasarkan gagasan-gagasan utama yang telah dicatat pada langkah kedua.
d. Dialog dan monolog tokoh cukup ditulis isi atau dicari garis besarnya.
e. Sinopsis hikayat tidak boleh menyimpang dari jalan cerita dan isi keseluruhan hikayat.
3. Uraikan ketentuan membuat sinopsis!
a. Gunakan kalimat tunggal dalam membuat sinopsis.
b. Ringkaslah kalimat menjadi frasa.
c. Jumlah paragraf terantung dari besarnya ringkasan serta jumlah topik utama yang dimasukkan dalam sinopsis.
d. Pertahankan semua ide cerita asli.
e. Sinopsis yang mengandung dialog harus diringkas dalam kalimat tidak langsung.
4. Jelaskan cara meringkas dialog dalam sinopsis!
Caranya ialah dengan mencari garis besar dari dialog tersebut, kemudian dirangkum atau diringkas dalam kalimat tidak langsung. Biasanya didahului pernyataan seperti "Ia mengatakan bahwa . . .".
a. Gunakan kalimat tunggal dalam membuat sinopsis.
b. Ringkaslah kalimat menjadi frasa.
c. Jumlah paragraf terantung dari besarnya ringkasan serta jumlah topik utama yang dimasukkan dalam sinopsis.
d. Pertahankan semua ide cerita asli.
e. Sinopsis yang mengandung dialog harus diringkas dalam kalimat tidak langsung.
4. Jelaskan cara meringkas dialog dalam sinopsis!
Caranya ialah dengan mencari garis besar dari dialog tersebut, kemudian dirangkum atau diringkas dalam kalimat tidak langsung. Biasanya didahului pernyataan seperti "Ia mengatakan bahwa . . .".
5. Sebutkan langkah-langkah menyampaikan isi hikayat secara lisan!
a. Membaca hikayat dengan seksama.
b. Memahami unsur intrinsik dalam hikayat tersebut.
c. Mencatat peristiwa-peristiwa yang terjadi sesuai dengan urutan waktu.
d. Mengembangkan urutan peristiwa dengan bahasa sendiri yang lebih sederhana.
a. Membaca hikayat dengan seksama.
b. Memahami unsur intrinsik dalam hikayat tersebut.
c. Mencatat peristiwa-peristiwa yang terjadi sesuai dengan urutan waktu.
d. Mengembangkan urutan peristiwa dengan bahasa sendiri yang lebih sederhana.
Kami mohon maaf bila ada kesalahan jawaban maupun pertanyaan..
Berilah komentar kesalahan apa yang ada dan kami akan merevisinya.
terima kasih
0 Comments