Bahasa Indonesia X - Semester 1 - Menelusuri Nilai-Nilai dalam Karya Sastra - Bab 4 - Uji Kompetensi 4

Bahasa Indonesia X - Semester 1 - Menelusuri Nilai-Nilai dalam Karya Sastra - Bab 4 - Uji Kompetensi 4

Bahasa Indonesia SMA/MA

Kelas X Semester 1




BAB 4
Perbandingan Nilai-Nilai dan Kebahasaan Hikayat dan Cerpen



Tugas 1


Lakukan kegiatan-kegiatan berikut!

1. Bacalah kedua kutipan teks berikut!

Kutipan Hikayat

Niat Busuk Raja Petukal 

    Setelah menghidangkan teh, Gadis Cik Inam masuk kembali ke istana. Memang tidak biasanya Gadis Cik Inam mendampingi suaminya dalam suatu perbincangan dengan yang dipertuan dari negeri lain. la hanya men dampingi suaminya pada acara-acara dalam negeri, seperti memberi gelar kebangsawan an, hari keputraan, dan sebagainya. Apabila Muda Cik Leman melakukan perundingan dengan yang dipertuan negeri lain, Muda Cik Leman selalu didampingi Anggung Selamat dan Datuk Bendahara.
    Setelah Gadis Cik Inam masuk kembali ke dalam istana, Raja Petukal merasa sangat kecewa. la belum puas menyaksikan kecantikan Gadis Cik Inam. Memang Gadis Cik Inam sangat cantik dan anggun dalam matanya. la merasa hanya Gadis Cik Inamlah yang paling sesuai duduk di sampingnya sebagai permaisuri.
    Pertemuan Muda Cik Leman dengan Raja Petukal menjadi sangat kaku. Raja Petukal kehabisan akal untuk meminta agar Gadis Cik Inam muncul kembali di hadapannya. la mencari akal untuk memperdaya orang orang Muar agar ia dapat melarikan Gadis Cik Inam. Kemudian muncul secercah sinar dalam benaknya. la tersenyum sendiri karena merasa beruntung menemukan akal licik.
    "Wahai, Tuan Hamba Muda Cik Leman," Raja Petukal berbicara diiringi senyum yang dibuat-buat.
    "Saya, Tuan Hamba Raja Petukal," sambut Muda Cik Leman dengan ramahnya.
    "Saya telah puas minum teh yang dihidangkan oleh permaisuri Tuan sendiri. Dan panglima perang serta hulubalang-hulubalang saya pun telah puas minum teh. Dan...," Raja Petukal sengaja menggantung perkataannya.
    "Dan apa, Tuan?" sahut Muda Cik Leman tetap ramah.
    "Saya mengucapkan terima kasih karena Tuan telah mengizinkan kami bertemu muka dengan istri Tuan. Tuan sungguh beruntung."
    "Terima kasih atas pujian Tuan. Tuan tuan datang dari jauh, tentu kami tidak akan mengecewakan Tuan-Tuan."
    "E..." Raja Petukal tidak meneruskan ucapannya. la seperti ragu-ragu, tetapi sebenarnya ia hanya berpura-pura saja.
    "Ada apa lagi, Tuan?" Muda Cik Leman ingin tahu.
    "Jika sekiranya Tuan dapat mengizinkan . . . "sambung Raja Petukal.
    "Kalau dapat, tentulah akan saya izinkan. Perkara apa itu, Tuan Hamba Raja Petukal?"
    "Jika Tuan berkenan izinkan sayamengundang Tuan Putri Gadis Cik Inam berjalan-jalan di kapal saya. Kapal saya sekarang sedang berlabuh di dermaga Bunga Melur Kembang Cina. Bolehlah Tuan Putri Gadis Cik Inam melihat-lihat keadaan di dalam kapal saya.
    Alangkah terkejutnya Muda Cik Leman mendengar permintaan tamunya. Muda Cik Leman sampai ternganga. la tak menduga tamunya akan mengajukan permintaan seperti itu. Raja Petukal menatap wajah Muda Cik Leman dengan penuh harap. la tahu Muda
Cik Leman seorang pemurah. Raja Petukal berharap Muda Cik Leman tak sampai hati menolak permintaannya. la telah berencana, apabila Muda Cik Leman memberi izin kepada Gadis Cik Inam berkunjung ke kapalnya. Panglima perang dan hulubalangnya akan berjaga-jaga untuk mencegah hulubalang hulubalang Muar merebut kembali Gadis Cik Inam. Kemudian, Gadis Cik Inam akan dilarikan ke Negeri Petukal. Sungguh licik rencana itu.
    Sayang Muda Cik Leman tidak mengetahui rencana busuk Raja Petukal. la seorang yang baik hati dan jujur. la tidak menduga tamunya menyimpan maksud buruk terhadap dirinya dan istrinya.
    Muda Cik Leman merasa serbasalah, la kemudian menoleh kepada Anggung Selamat. Kali ini Anggung Selamat memelototkan matanya sebagai isyarat agar Muda Cik Leman menolak mentah-mentah permintaan Raja Petukal. Datuk Bendahara pun memberikan isyarat yang sama. Begitu juga petinggi petinggi kerajaan lainnya. Tetapi Muda Cik Leman tetaplah seorang pemurah. la tidak tega menolak permintaan tamunya
    "Wahai, Tuan Hamba Raja Petukal," ujar Muda Cik Leman setelah berpikir sejenak.
    Raja Petukal terkejut mendengar kata-kata Muda Cik Leman yang lemah lembut. la terus berharap Muda Cik Leman mengabulkan permintaannya sehingga ia dapat melaksanakan rencana busuknya.
    "Bagaimana, Tuan Hamba?" desak Raja Petukal, la sampai mendekatkan diri kepada Muda Cik Leman yang duduk di sebelahnya.
    "Sebaiknya, Tuan Hamba turunlah dahulu ke kapal," lanjut Muda Cik Leman dengan lemah lembut. "Biarlah Gadis Cik Inam bersiap siap dahulu.
    Mendengar jawaban Muda Cik Leman, tak terkirakan senang hati Raja Petukal.
    "Baik, baik," suara Raja Petukal sampai berkejar-kejaran sendiri karena suka cita hatinya, "Saya akan mempersiapkan segala sesuatunya untuk menyambut kedatangan Tuan Putri Gadis Cik Inam."
    "Baguslah kalau begitu," sambung Muda Cik Leman.
    "Kalau begitu, saya mohon diri kemball ke kapal Raja Petukal minta din seraya berdiri dari kursinya.
    "Baiklah, Muda Cik Leman pun berdiri dan kursinya.
    Keduanya bersalaman dengan erat Raja petukal diiringi panglima perangnya dan hulubalangnya yang berlujuh keluar dari balairungsari.

Kutipan Cerpen

Sarung untuk Bapak

    Pesawat yang Rusli tumpangi mengudara, melesat dengan kecepatan yang sama seperti degup jantungnya. Ini adalah kepulangan pertama Rusli setelah dua Lebaran berturut turut dilewatinya di negeri orang. Bukan Rusli tidak rindu akan kampung halaman, hanya kewajibannya sebagai buruh pabrik di Korea tidak bisa ditinggalkan begitu saja karena satu-dua alasan yang sukar ia jelaskan. Maka, kepulangan ini disambutnya antusias yang bercampur gugup.
    Tangan Rusli saling mengusap-usap, lalu ditempelkan ke pipinya yang terasa dingin. Di perhatikannya keadaan sekeliling, mengamati wajah para penumpang yang sebagian merupakan orang Indonesia yang seprofesi dengannya. Wajah-wajah yang memendam kerinduan, wajah-wajah yang menyadari makna kata pulang.
    Sesekali ia melirik ke jendela, entah menatap barisan awan putih atau sekadar mendapati pantulan dirinya yang tampak samar-samar. Terkadang jendela yang sama juga merefleksikan kelebat bayangan masa lalu. Helaan nafas panjang mengawali ritual Rusli akan kenangan-kenangan yang terlintas.
    Rusli menerka-nerka bagaimana reaksi warga kampung mengenai kepulangannya. Masih melekat di ingatan Rusli bahwa keputusannya meninggalkan kampung halaman tiga tahun lalu demi merantau ke luar negeri berbuah cibiran orang-orang. Dalam pikiran warga kampung, TKI selalu identik dengan babu atau jongos, profesi rendahan yang dapat mencoreng nama baik kampung itu.
    Pikiran warga kampung tidak salah, kenyataan berkata demikian. TKI memang tak jauh-jauh dari pekerjaan kasar macam jongos. Tapi, juga tak ada yang salah hanya karena menjadi seorang TKI. Toh, itu merupakan pekerjaan halal dan tidak merugikan siapa siapa, jauh lebih baik ketimbang menganggur dan menjadi benalu bagi keluarga.
    Rusli bukan tidak tahu, banyak teman seusianya yang pergi ke kota mencari penghidupan layak dengan cara-cara yang tidak baik. Ada yang berprofesi sebagai preman pasar berkedok keamanan, pencopet di terminal, bahkan tukang minta-minta di lampu merah yang berpura-pura pincang atau buta.
    Hanya saja, Rusli tak mau membela diri dengan membongkar kejelekan orang lain, terlebih jika itu melibatkan teman-temannya sendiri. Bapak adalah sosok yang meyakinkan Rusli agar selalu berbesar hati.
    "Tak usah membongkar keburukan orang lain agar kamu terlihat lebih baik di mata warga kampung. Seburuk apa pun kamu di mata orang lain karena sebuah pilihan yang sudah diputuskan, bagi keluarga, kamu adalah yang terbaik," kata Bapak bijak diiringi wajah teduhnya.
    Rusli mengangguk takzim. Beruntung ia bisa memiliki sosok seperti Bapak dalam hidupnya.

2. Bandingkan nilai-nilai dan kebahasaan dalam kedua kutipan teks tersebut!
    a. Nilai-nilai 
         1. Kutipan Hikayat, ditinjukan oleh sikap Muda Cik Leman yang baik hati dan jujur.
         2. Kutipan Cerita, ditunjukan oleh sikap warga kampung yang menabir Rusli dan berprilaku bahwa TKS selalu identik dengan jangka. Profesi rendahan yang dapat mencoreng nama baik kampung.
    b. Kebahasaan
         1. Kutipan Hikayat, menggunkan kata-kata alkais, seperti tuan, hamba, hulubalang, dan datuk (masih terpengaruh bahasa melayu).
         2. Kutipan Cerita, menggunkan kata-kata yang lazim digunakan saat ini dan menggunakan bahasa Indonesia.

3. Bandingkan unsur intrinsik dalam kedua kutipan teks tersebut!
    -

4. Sampaikan hasil tugas Anda di depan kelas!
    -


Tugas 2

Lakukan kegiatan-kegiatan berikut secara berkelompok!

1. Bentuklah kelompok yang terdiri atas 3 atau 4 orang!
    -

2. Carilah sebuah teks hikayat dan cerpen!
    -

3. Bandingkan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik kedua teks tersebut!
    -

4. Tentukan penggunaan majas dalam kedua teks tersebut!
    -

5. Kumpulkan hasil tugas kelompok Anda kepada guru agar mendapat penilaian!
    -

Uji Kompetensi 4

Kerjakan soal-soal berikan!

1. Sebutkan macam-macam majas perbandingan!
    a.  Alegori
    b.  Asosiasi
    c.  Eufenmisme
    d.  Hiperbola
    e.  Litotes
    f.  Metafora
    g.  Personifikasi
    h.  Simbolik
    i.  Simile
    j.  Sinekdoke pars prototo
    k.  Sinekdoke totem proparte

2. Berikan dua contoh majas ironi dan sinisme!
    Majas Ironi
    a. Masakanmu sangatlah enak sampai-sampai tidak ada yang memakannya
    b. Jelek sekali karyamu sampai-sampai banyak yang menawarnya
    Majas Sinisme
    a. Dasar kau manusia berhati setan
    b. Untuk apa menghormatimu jika kau saja sering menghinaku setiap hari.

3. Sebutkan contoh ungkapan arkais dalam hikayat!
    Alkisah terdapat sebuah kerajaan yang sangat megah dan dihuni oleh sebuah keluarga desa.

4. Jelaskan perbedaan tema dan latar hikayat dengan cerpen!
    Hikayat
    a. Latar, latar tempat sangat menonjol, yaitu istana dan lingkungannya, latar suasana biasanya menegangkan.
    b. Tema, hampir sama, seperti perjuangan seorang pahlawan hingga akhirnya menjadi raja atau percintaan raja dengan pemainsurinya (lebih sempit).
    Cerpen
    a. Latar, labih bervariasi, baik latar tempat. waktu, maupun suasananya.
    b. Tema, Lebih bervariasi dan banyak piliha, seperti percintaan, persahabatan, keluarga, dan agama (lebih luas).

5. Uraikan perbedaan nilai-nilai hikayat dengan cerpen!
    Hikayat, Nilai agama dan pendidikan palng menonjol
    Cerpen, Nilai lebih beragam, misalnya sosial, budaya,agam, dan pendidikan.






Kami mohon maaf bila ada kesalahan jawaban maupun pertanyaan..
Berilah komentar kesalahan apa yang ada dan kami akan merevisinya.
terima kasih



Post a Comment

0 Comments