PK Biologi XI - Semester 1 - Sistem Gerak - Bagian 3

PK Biologi XI - Semester 1 - Sistem Gerak - Bagian 3

BIOLOGI SMA/MA

Kelas XI Semester I





BAB 4
Sistem Gerak


Pendalam Materi


Mengamati Peristiwa Patah Tulang


III. Persendian (Artikulasi)

Persendian (artikulasi) adalah hubungan antara dua tulang atau lebih, baik yang dapat digerakkan maupun yang tidak dapat digerakkan.



A. Struktur Persendian


Komponen penunjang persendian, yaitu ligamen, kapsul sendi, cairan sinovial, tulang rawan hialin, dan bursa.


1. Ligamen merupakan jaringan ikat fibrosa yang berfungsi mencegah pergerakan sendi secara berlebihan dan membantu mengembalikan tulang pada posisi asalnya setelah melakukan pergerakan.


2. Kapsul sendi, yaitu struktur tipis, tetapi kuat di dalam sendi yang berperan untuk menahan ligamen. Kapsul sendi terdiri atas dua lapisan, yaitu kapsul sinovial dan kapsul fibrosa.

a. Kapsul sinovial merupakan jaringan fibrokolagen agak lunak yang tidak memiliki saraf reseptor dan pembuluh darah. Kapsul sinovial berfungsi menghasilkan cairan sinovial sendi dan membantu penyerapan makanan ke tulang rawan sendi.

b. Kapsul fibrosa merupakan jaringan fibrosa yang keras serta memiliki saraf reseptor dan pembuluh darah. Kapsul fibrosa berfungsi memelihara posisi dan stabilitas sendi serta memelihara regenerasi kapsul sendi.


3. Cairan sinovial merupakan cairan pelumas yang menunjukkan gesekan berjalan lancar, halus, dan tidak menimbulkan nyeri atau sakit. Minyak sinovial mengandung berbagai jenis nutrisi serta campuran gas oksigen, nitrogen, dan karbon dioksida. rasa


4. Tulang rawan hialin terdapat di bagian ujung tulang. Tulang rawan hialin berwarna agak bening, kebiruan, dan mengilap. Tulang rawan hialin berfungsi sebagai bantalan sendi agar tidak nyeri saat bergerak


5. Bursa merupakan kantong tertutup yang dilapisi membran sinovial dan terletak di luar rongga sendi.



B. Tipe Persendian


Berdasarkan strukturnya, persendian dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.


•Persendian fibrosa, yaitu persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh oleh jaringan ikat fibrosa.

•Persendian kartilago, yaitu persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh oleh jaringan kartilago (tulang rawan).

•Persendian sinovial, yaitu persendian yang memiliki rongga sendi dan diperkokoh oleh jaringan ikat ligamen dan kapsul sendi.


Berdasarkan gerakannya, persendian dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu sendi sinartrosis (sendi mati), sendi amfiartrosis, dan sendi diartrosis.


1. Sendi sinartrosis (sendi mati) adalah sendi dapat digerakkan karena tidak memiliki celah sendi dan yang tidak dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago. Jenis sendi sinartrosis, yaitu sebagai berikut.


a. Sinartrosis sinfibrosis adalah sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa berbentuk serabut yang mengalami penulangan. Contohnya, sendi pada tulang-tulang tengkorak. Hubungan antartulang tengkorak disebut sutura.

b. Sinartrosis sinkondrosis adalah sendi yang dihubungkan dengan jaringan tulang rawan (kartilago) hialin. Contohnya, lempeng sementara yang terletak di antara epifisis dengan diafisis pada tulang panjang anak-anak. Setelah sinkondrosis berosifikasi disebut sinostosis.


2. Sendi amfiartrosis adalah sendi dengan pergerakan terbatas akibat tekanan. Jenis-jenis sendi amfiartrosis, yaitu sebagai berikut.


a. Simfisis, yaitu sendi yang dihubungkan oleh kartilago (tulang rawan) serabut. Contohnya, sendi antartulang belakang dan sendi simfisis pubis (tulang kemaluan).

b. Sindemosis, yaitu sendi yang dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligamen. Contohnya, sendi antartulang betis (fibula) dan tulang kering (tibia).

c. Gomposis merupakan sendi pada tulang berbentuk kerucut yang masuk ke dalam kantong tulang. Contohnya tulang gigi yang tertanam dalam kantong tulang rahang.


3. Sendi diartrosis (sendi sinovial) adalah sendi yang dapat bergerak bebas. Sendi diartrosis dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu sebagai berikut.


a. Sendi engsel (sendi berporos satu) bergerak ke satu arah seperti pintu, memiliki dua ujung tulang berbentuk engsel, dan berporos satu. Contohnya, sendi pada siku, lutut, mata kaki, dan ruas antarjari.

b. Sendi peluru memiliki gerakan bebas ke segala arah, ujung tulang berbentuk lekuk dan bongkol, serta berporos tiga. Contohnya, sendi tulang gelang bahu dengan tulang lengan atas dan sendi tulang gelang panggul dengan tulang paha.

c. Sendi pelana (sendi timbal balik) bergerak bebas seperti gerakan orang yang mengendarai kuda dan berporos dua. Contohnya, sendi antara tulang pergelangan tangan (karpal) dengan telapak tangan (metakarpal) pada ibu jari.

d. Sendi putar bergerak dengan pola rotasi dan memiliki satu poros. Ujung tulang yang satu dapat mengitari ujung tulang yang lain. Contohnya, sendi antara tulang hasta dan pengumpil serta sendi antara tulang atlas dengan tulang tengkorak.

e. Sendi luncur (sendi geser) memiliki gerakan menggeser, tidak berporos, dan memiliki ujung tulang yang agak rata. Contohnya, sendi antartulang pergelangan tangan, antartulang pergelangan kaki, dan antara tulang selangka dengan tulang belikat.

f. Sendi kondiloid (sendi ellipsoid) memiliki gerakan ke kiri dan ke kanan atau ke depan dan ke belakang, berporos dua, serta memiliki ujung tulang yang salah satunya berbentuk oval dan masuk ke dalam lekuk berbentuk elips. Contohnya, sendi antara tulang pengumpil dengan tulang pergelangan tangan.








Post a Comment

0 Comments