PK Biologi XI - Semester 1 - Makanan dan Sistem Pencernaan Makanan - Bagian 4

PK Biologi XI - Semester 1 - Makanan dan Sistem Pencernaan Makanan - Bagian 4

BIOLOGI SMA/MA

Kelas XI Semester I




BAB 6
Makanan dan Sistem Pencernaan Makanan


Pendalam Materi

Mengamati Sistem Pencernaan pada Manusia


VII. Menyusun Menu Makanan Seimbang


Menu (dapat diartikan "hidangan") adalah susunan makanan yang dimakan oleh seseorang untuk sekali makan atau untuk sehari. Menu seimbang adalah menu yang terdiri atas beraneka ragam makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang untuk pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh, pro kehidupan, serta imbuhan dan perkembangan


Pola menu seimbang yang diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia sejak tahun 1950 dalam rangka melancarkan gerakan "sadar gizi” oleh Prof. dr. Dr. Poorwo Soedarmo adalah pola menu 4 sehat 5 sempurna. Pola menu 4 sehat 5 sempurna tersebut digali dari menu masyarakat Indonesia pada umumnya dengan susunan sebagai berikut.


•Makanan pokok memberikan rasa kenyang. Contohnya, nasi, jagung, ubi jalar, singkong, talas, sagu, mie, bihun, dan makaroni.

•Lauk memberikan rasa nikmat schingga makanan pokok yang pada umumnya memiliki rasa netral menjadi lebih enak. Lauk terdiri atas lauk hewani (contohnya, ikan, daging, telur, kerang, dan ayam) dan lauk nabati (contohnya, kacang kacangan, tahu, tempe, dan oncom).

•Sayur biasanya dihidangkan berkuah, memberikan rasa segar, dan melancarkan proses menelan.

•Buah berperan sebagai pencuci mulut, contohnya pepaya, nanas, pisang, jeruk, semangka, dan melon.

•Susu berperan sebagai unsur pelengkap yang terutama dianjurkan bagi kelompok orang yang membutuhkan protein relatif lebih banyak, seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita. Susu mengandung protein yang tinggi dan zat-zat gizi yang mudah diserap.


Untuk pemenuhan nutrisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan tubuh, disusunlah piramida gizi seimbang. Setiap individu memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda-beda bergantung pada umur, jenis kelamin, dan kegiatan yang dilakukan. Oleh ep karena itu, seseorang perlu memperhatikan beberapa hal dalam penyusunan piramida gizi seimbang, yaitu sebagai berikut.


•Keanekaragaman makanan yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh

•Nilai gizi bahan makanan

•Berat badan yang seimbang

•Aktivitas fisik yang dilakukan


Pedoman menu seimbang berbentuk kerucut. Dasar kerucut (tingkat ke-1) terdiri atas bahan makanan sebagai sumber energi yang secara proporsional paling banyak dikonsumsi setiap hari. Bagian tengah kerucut (tingkat ke-2) terdiri atas bahan makanan sebagai zat pengatur. Bagian tengah kerucut selanjutnya (tingkat ke-3) terdiri atas bahan makanan sebagai zat pembangun. Sementara itu, bagian kerucut paling atas (tingkat ke-4) terdiri atas bahan penyedap makanan, seperti gula, minyak, dan garam.


1. Porsi Makanan Sehari-hari


Porsi makanan per hari yang dianjurkan untuk orang dewasa, yaitu sebagai berikut.

•Porsi makanan pokok: 300-500 gram beras atau 3-5 piring nasi. Sebagian beras dapat diganti dengan jenis makanan pokok lainnya.

•Porsi lauk meliputi hal-hal berikut.

a. Lauk hewani 100 gram (dua potong) ikan/daging ayam,

b. Lauk nabati 100-150 gram (4–6 potong) tempe atau tahu,

•Porsi sayuran dalam bentuk tercampur sebanyak 150–200 gram (1,5-2 mangkok).

•Porsi buah 200-300 gram (2–3 potong).

•Porsi susu atau hasil olahan susu 1-2 gelas.

•Di samping kelima golongan tersebut, menu sehari-hari biasanya mengandung gula, minyak, dan garam. Gula yang dikonsumsi rata-rata 25-35 gram (2,5-3,5 sendok makan) dalam minuman atau kue-kue. Minyak sebanyak 25-50 gram (2,5-5 sendok makan) untuk menggoreng atau dalam kue-kue sebagai santan kelapa parut. Garam yang dikonsumsi rata-rata lima gram (satu sendok teh) yang telah tercampur dalam makanan.



VIll. Manajemen Gizi agar Terhindar dari Obesitas


Obesitas adalah keadaan dengan akumulasi sel-sel lemak di dalam tubuh yang berlebihan sehingga dapat mengganggu kesehatan. Obesitas dapat menyebabkan gangguan kesehatan, antara lain penyakit jantung (kardiovaskuler), hipertensi, stroke, diabetes tipe dua, dan kanker usus.


Obesitas dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu sebagai berikut.

•Obesitas ringan, yaitu kelebihan berat badan lebih dari 120% BBI (berat badan ideal).

•Obesitas sedang, yaitu kelebihan berat badan lebih dari 141-200% BBI.

•Obesitas berat, yaitu kelebihan berat badan lebih dari 200% BBI.


Penyebab terjadinya obesitas, yaitu pola makan yang buruk (asupan makanan sumber energi melebihi kebutuhan), kurangnya aktivitas fisik, masalah kesehatan (seperti, hipotiroidisme), obat obatan (seperti, kortikosteroid), dan faktor genetik. Pada anak usia sekolah, kejadian obesitas merupakan masalah yang serius karena pada umumnya, akan berlanjut hingga usia dewasa.


Usaha-usaha untuk mencegah obesitas pada anak usia sekolah adalah sebagai berikut.

•Mengonsumsi makanan sehat rendah lemak, misalnya dengan mengurangi konsumsi makanan goreng-gorengan, makanan berlemak, dan junk food.

•Mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis (soft drink diganti dengan air putih).

•Makan sesuai dengan waktunya, membiasakan makan pagi, dan membatasi konsumsi cemilan (snack).

•Mengonsumsi buah-buahan dan sayuran minimal lima kali sehari.

•Beraktivitas fisik (misalnya, berjalan) selama satu jam per hari.

•Berolahraga (misalnya, lari, berenang, dan bulutangkis) secara teratur minimal tiga kali dalam seminggu (selama 20 menit).

•Di luar waktu sekolah, tidak duduk lebih dari dua jam (membatasi menonton televisi dan bermain game).

•Selalu konsisten terhadap perencanaan gaya hidup schat sehari- hari.



IX. Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia


Pencernaan makanan adalah proses pengolahan makanan menjadi zat-zat makanan yang dapat diserap oleh darah dan sisa sisa makanannya dibuang keluar dari tubuh. Proses pencernaan makanan berlangsung secara mekanis dan kimiawi yang dilakukan oleh sistem pencernaan makanan.


Pencernaan makanan meliputi beberapa proses sebagai berikut.

•Ingesti, yaitu masuknya makanan ke dalam mulut.

•Pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara mekanis oleh gigi dibantu dengan saliva.

•Peristaltik, yaitu gelombang kontraksi otot polos involunter (tak sadar) yang menggerakkan makanan sehingga tertelan dan masuk ke dalam saluran pencernaan.

•Digesti, yaitu hidrolisis kimia yang menguraikan molekul besar menjadi kecil sehingga mudah diabsorpsi oleh darah.

•Absorpsi, yaitu pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen saluran pencernaan ke dalam sirkulasi darah dan limfa untuk digunakan oleh sel-sel tubuh.

•Defekasi, yaitu proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna dalam bentuk feses dari saluran pencernaan ke luar tubuh.


Sistem pencernaan pada manusia meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri atas mulut (kavum oris), tekak (faring), kerongkongan (esofagus), lambung (ventrikulus), usus halus (duodenum, jejunum, dan ileum), usus besar (kolon), rektum, dan anus. Kelenjar pencernaan terdapat pada kelenjar ludah (saliva), lambung, pankreas, dan hati (hepar).


A. Mulut


Di dalam mulut., terjadi pencernaan makanan secara mekanis Blev glot dan kimiawi oleh enzim amilase (ptialin) yang menguraikan amilom (polisakarida) menjadi maltosa (disakarida). Bagian-bagian penyusun rongga mulut, yaitu sebagai berikut.


1. Bibir


Pada mulut, terdapat bibir yang berfungsi menerima makanan dan membantu menghasilkan suara. Bibir tersusun dari otot neka dan jaringan ikat. Bagian luar bibir dilapisi oleh kulit yang mengandung folikel rambut, kelenjar keringat, dan sebasea. Bugian transisional tampak berwarna merah karena mengandung banyak pembuluh kapiler. Bagian permukaan dalam bibir terdiri atas membran mukosa.


2. Gigi


Gigi berfungsi untuk menggigit, memotong, menyobek, dan mengunyah makanan; menambah nilai estetika (membentuk wajah); serta berbicara. Makanan dipotong menjadi bagian yang lebih kecil dan bercampur dengan saliva (ludah) untuk membentuk bolus yang mudah ditelan. Struktur gigi terdiri atas tiga bagian, yaitu mahkota/korona (bagian gigi yang terlihat), leher gigi/ kolum (diselubungi oleh gusi), dan akar gigi/radiks (bagian yang tertanam di dalam rahang). Anatomi gigi terdiri atas empat lapisan, yaitu sebagai berikut.


•Email merupakan lapisan keras berwarna putih yang menutupi permukaan gigi. Email berfungsi sebagai pelindung, tetapi dapat tererosi oleh enzim dan asam yang diproduksi bakteri mulut sehingga menyebabkan karies gigi. Fluorida dapat memperkuat email.

•Dentin (tulang gigi) adalah lapisan sebelah dalam dari email yang berwarna kekuningan.

•Sementum adalah lapisan luar akar gigi yang berbatasan dengan tulang rahang. Sementum berfungsi membantu menahan gigi agar tetap melekat pada gusi (gingiva).

•Pulpa (rongga gigi) mengandung pembuluh darah dan serabut saraf yang menjulur hingga akar gigi.


Berdasarkan bentuknya, gigi dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut.

•Gigi seri (insisivus/I) berfungsi untuk memotong makanan.

•Gigi taring (kaninus/C) berfungsi untuk menyobek makanan.

•Gigi geraham depan (premolar/P) berfungsi untuk mengunyah makanan.

•Gigi geraham belakang (molar/M) berfungsi untuk mengunyah dan menghaluskan makanan.


Manusia memiliki dua susunan gigi, yaitu sebagai berikut.

•Gigi primer (gigi sulung/gigi susu) tumbuh pada usia 6-26 bulan dan berjumlah 20 buah. Pada usia sekitar 6-14 tahun, gigi primer akan tanggal untuk digantikan dengan gigi permanen.

•Gigi sekunder (gigi permanen/gigi tetap) berjumlah 32 buah dan tumbuh pertama kali pada usia 6 tahun. Rumus gigi sekunder adalah sebagai berikut.


3. Lidah


Lidah berfungsi untuk menggerakkan makanan saat dikunyah atau ditelan, mengecap rasa, dan membantu produksi suara untuk berbicara. Pada permukaan dorsal lidah, terdapat papila papila yang membentuk tekstur kasar. Papila fungiformis dan sirkumfalata memiliki kuncup-kuncup pengecap rasa. Pada otot lidah, terdapat kelenjar Von Ebner yang menyekresikan cairan. Cairan tersebut akan bercampur dengan makanan dan membantu pengecapan rasa.


4. Kelenjar saliva


Di dalam mulut, terdapat tiga pasang kelenjar saliva, yaitu kelenjar parotid (kelenjar ludah terbesar, terletak agak ke bawah di depan telinga), submandibula (terletak di rahang bawah), dan sublingual (terletak di bawah lidah dekat kelenjar submandibular).


Fungsi saliva, yaitu sebagai berikut.

•Melarutkan makanan untuk pengecapan rasa.

•Melembapkan dan melumasi makanan agar mudah ditelan.

•Menguraikan amilum menjadi maltosa.

•Membuang asam urat, urea, virus, logam, dan obat-obatan yang diekskresikan ke dalam saliva.

•Zat antibakteri dan antibodi, untuk membersihkan rongga mulut dan mencegah kerusakan gigi.


Komposisi saliva, yaitu sebagai berikut.

•Sekresi serosa mengandung 98% air, enzim amilase, dan ion (natrium, klorida, bikarbonat, dan kalium).

•Sekresi mukus lebih kental serta mengandung glikoprotein (musin), ion, dan air.


B. Faring


Faring berbentuk seperti tabung yang berhubungan dengan rongga hidung, rongga telinga tengah, dan laring. Hubungan tersebut penting dalam produksi suara, memungkinkan manusia untuk bernapas menggunakan mulut, serta memasukkan makanan melalui hidung bagi kebutuhan medis. Faring berfungsi untuk membawa makanan dari rongga mulut menuju ke esofagus.


C. Kerongkongan (Esofagus)


Esofagus berfungsi menggerakkan makanan dari faring ke lambung dengan gerakan peristaltik. Panjang esofagus sekitar 25 cm diameter 2,54 cm. Mukosa esofagus memproduksi mukus untuk melumasi dan melindungi esofagus, tetapi tidak menghasilkan enzim pencernaan. dengan


D. Lambung (Ventrikulus)


Lambung adalah organ pencernaan yang berbentuk seperti huruf J dan terletak di rongga perut bagian atas sebelah kiri, di bawah diafragma. Lambung terbagi menjadi empat bagian, yaitu kardia (berbatasan dengan esofagus oleh otot sfingter esofageal), fundus (bagian yang membulat terletak di atas sebelah kiri), badan (bagian terbesar lambung, terletak di bawah fundus), dan pilorus (bagian bawah yang menyempit, berbatasan dengan usus halus oleh otot sfingter pilorus). Lambung tersusun dari tiga lapisan otot polos, yaitu lapisan sirkuler, longitudinal/melintang, dan obliquel miring.


Kelenjar lambung menghasilkan 2-3 liter cairan lambung (gastric juice) yang mengandung enzim pencernaan, asam klorida, mukus, garam-garam, dan air. Masuknya makanan ke dalam mulut, tampilan makanan, bau, dan pikiran tentang makanan dapat merangsang sekresi cairan lambung. Makanan yang masuk ke dalam lambung menjadi senyawa penyangga (buffer) yang meningkatkan pH dan sekresi. Namun, jika tidak ada makanan dalam lambung di antara jam makan, pH lambung rendah dan sekresi terbatas. Hormon gastrin pada lambung merangsang sekresi asam lambung (HCI). Asam lambung mematikan bakteri-bakteri dalam makanan.


Fungsi lambung, yaitu sebagai berikut.

•Menyimpan makanan (selama 2-5 jam). Di dalam lambung. makanan akan bercampur dengan getah lambung dan dicerna secara kimiawi.

•Memproduksi kimus (massa homogen setengah cair yang berkadar asam tinggi) dan mendorongnya ke duodenum dengan gerakan peristaltik.

•Memproduksi mukus untuk melindungi lambung terhadap aksi pencernaan, glikoprotein, dan vitamin B12 dari makanan yang dicerna.

•Mencerna protein, lemak, dan karbohidrat.


Pencernaan secara kimiawi dalam lambung, yaitu sebagai berikut.


1. Pencernaan Protein

•Pepsinogen (disekresi oleh sel utama) diubah menjadi pepsin oleh asam klorida (dihasilkan oleh sel parietal). Pepsin hanya dapat bekerja pada pH di bawah 5. Pepsin merupakan enzim proteolitik yang menghidrolisis protein menjadi polipeptida/proteosa/pepton.

•Renin (diproduksi oleh lambung bayi) berfungsi mengkoagulasi protein susu (kaseinogen) menjadi kasein yang tidak larut. Enzim ini sangat penting untuk mencerna ASI (air susu ibu).


2. Pencernaan Lemak

Lipase lambung (disekresi oleh sel utama) menghidrolisis lemak susu menjadi asam lemak dan gliserol, tetapi aktivitasnya terbatas dalam kadar pH rendah.


3. Pencernaan Karbohidrat

Enzim amilase dalam saliva yang terbawa bersama bolus akan tetap bekerja dalam lambung. Lambung tidak memproduksi enzim pencerna karbohidrat.


E. Pankreas, Hati, dan Empedu


Pankreas terletak secara horizontal di bagian belakang bawah lambung. Pankreas tersusun dari sel-sel eksokrin yang menghasilkan enzim-enzim pencernaan serta sel-sel endokrin (pulau-pulau Langerhans) yang menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Insulin berfungsi mengatur penyerapan glukosa darah untuk disimpan sebagai glikogen. Glukagon berfungsi mengatur metabolisme gula darah. Sekresi enzim disalurkan ke duodenum. Enzim pencernaan yang dihasilkan pankreas berfungsi untuk mencerna karbohidrat, protein, dan lemak. Enzim-enzim pankreas, yaitu sebagai berikut.


•Tripsinogen diaktifkan oleh enterokinase (dihasilkan oleh usus halus) menjadi tripsin. Tripsin berfungsi mencerna protein dan polipeptida besar menjadi peptida yang lebih kecil.

•Kimotripsin memiliki fungsi yang sama dengan tripsin, yaitu mencerna protein/polipeptida besar.

•Lipase menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

•Amilase menghidrolisis zat tepung menjadi disakarida (maltosa, sukrosa, dan laktosa).

•Karboksipeptidase, aminopeptidase, dan dipeptidase, berfungsi melanjutkan pencernaan protein menjadi asam amino bebas.


Hati memiliki beberapa fungsi dalam sistem pencernaan, shu sebagai berikut.

•Menyekresikan empedu untuk mengemulsikan dan mengabsorpsi lemak.

•Mempertahankan homeostasis gula darah.

•Menyimpan gula dalam bentuk glikogen dan mengubahnya kembali menjadi glukosa jika diperlukan.

•Menyintesis lemak dari karbohidrat dan protein serta mengatur penyimpanan maupun pemakaian lemak.

•Menyimpan mineral (Fe dan Cu), vitamin larut lemak (A, D, E, dan K), serta toksin dari pestisida/obat-obatan yang tidak dapat diuraikan dan diekskresikan.

•Produksi panas dari aktivitas kimia dalam hati, terutama saat tidur.


Empedu berupa kantong berbentuk seperti terung, berukuran sekitar 8-10 cm, berwarna hijau, dan terdapat pada lekukan di bawah lobus kanan hati. Empedu berfungsi menyimpan cairan empedu yang disekresikan oleh sel-sel hati, dengan kapasitas total 30-60 mL. Cairan empedu bersifat alkali serta terdiri atas air, garam empedu, pigmen empedu, kolesterol, musin, dan zat lainnya. Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak, memperlancar kerja enzim lipase dalam mencerna lemak, dan membantu absorpsi hasil pencernaan lemak (gliserin dan asam lemak). Pigmen empedu disalurkan ke usus halus dan sebagian berubah menjadi sterkobilin yang mewarnai feses. Sementara itu, sebagian lainnya diabsorpsi kembali oleh aliran darah dan berubah menjadi urobilin yang mewarnai urine.


F. Usus Halus (Intestinum Tenue)


Usus halus berbentuk tabung yang terletak di antara lambung dan usus besar, berdiameter 2,5 cm, dan panjang 3-5 m. Usus halus terdiri atas tiga bagian, yaitu usus dua belas jari (duodenum, panjang 25-30 cm), usus kosong (jejenum, panjang 1-1,5 m), dan usus penyerapan (ileum, panjang 2 - 2,5 m). Struktur usus halus memiliki banyak jonjot usus (vilus tunggal, vili = jamak) yang berfungsi memperluas permukaan penyerapan sehingga makanan dapat terserap sempurna. Setiap jonjot usus mengandung jaring-jaring kapiler dan pembuluh limfa (lakteal). Pada duodenum, zerdapat muara saluran dari pankreas dan empedu. Pada usus halus, rerjadi gerakan peristaltik dari kontraksi ritmik otot polos longitudinal dan sirkuler yang menggerakkan kimus (bubur usus) ke arah bawah di sepanjang saluran. Usus berfungsi mencerna makanan secara kimiawi dengan enzim-enzim yang berasal dari kelenjar usus, pankreas, dan empedu yang dihasilkan oleh hati.


Jenis absorpsi di usus halus, yaitu sebagai berikut.


1. Absorpsi Karbohidrat

• Absor glukosa terjadi bersamaan dengan transpor aktif ion natrium (kotranspor).

• Fruktos ditranspor melalui difusi dipermudah.

• Monosakarid lainnya dapat diabsorpsi melalui difusi sederhana.


2. Absorpsi Protein

Asam amino masuk ke dalam sel-sel usus halus melalui transpor aktif.


3. Absorpsi Lemak

Asam lemak dan gliserol masuk ke dalam sel usus melalui difusi. Molekul asam lemak yang berukuran kecil (berantai karbon pendek) bergerak ke dalam kapiler vilus, sedangkan molekul asam lemak yang berukuran besar (berantai panjang) dan gliserol akan membentuk kilomikron masuk ke lakteal menuju ke sistem limfa dan sirkulasi sistemik.


4. Absorpsi Air, Elektrolit, dan Vitamin

•Air diabsorpsi secara pasif melalui osmosis.

•Vitamin larut air (C dan B) diabsorpsi melalui difusi. Vitamin larut lemak (A, D, E, dan K) diabsorpsi bersama lemak.

•Absorpsi kalsium sesuai asupan makanan dan kebutuhan tubuh yang diatur oleh hormon paratiroid dan vitamin D. Zat besi terikat oleh globulin.


G. Usus Besar (Kolon)


Usus besar tidak memiliki jonjot usus, tetapi memiliki daya regang yang cukup besar. Usus besar terdiri atas bagian-bagian berikut.


1. Sckum merupakan kantong tertutup dan memiliki apendiks vermiform (umbai cacing).

2. Kolon terbagi menjadi kolon menanjak (asenden), kolon melintang (transversus), kolon menurun (desenden), dan kolon sigmoid berbentuk huruf S.

3. Rektum memiliki panjang 12-13 cm serta tersusun dari mukosa saluran anal berupa lipatan-lipatan vertikal yang berisi arteri dan vena, sfingter anal otot polos, serta sfingter anal otot rangka yang mengitari anus.


Fungsi usus besar, yaitu sebagai berikut.

•Mengabsorpsi 80–90% air dan elektrolit dari kimus tersisa sehingga kimus menjadi semi padat. yang

•Memproduksi mukus yang tidak mengandung enzim.

•Merupakan tempat bakteri yang mampu mencerna sedikit selulosa, memproduksi sedikit kalori, serta menghasilkan vitamin K, riboflavin, tiamin, dan gas.

•Mengeluarkan zat sisa berupa feses (warna cokelat berasal dari pigmen empedu, sedangkan bau berasal dari kerja bakteri).








Post a Comment

0 Comments