PK Sejarah Indonesia XI - Semester 1 - Sumpah Pemuda dan Jati Diri Keindonesiaan - Latar Belakang Sumpah Pemuda - Bagian 2

PK Sejarah Indonesia XI - Semester 1 - Sumpah Pemuda dan Jati Diri Keindonesiaan - Latar Belakang Sumpah Pemuda - Bagian 2

Sejarah Indonesia SMA/MA

Kelas XI Semester I




BAB 4
Sumpah Pemuda dan Jati Diri Keindonesiaan


Pendalam Materi


A. Latar Belakang Sumpah Pemuda



3. Bangkitnya Nasionalisme


Keberadaan kaum muda terpelajar sangat cocok dan responsif terhadap berkembangnya paham-paham baru, apalagi pahamyangikut menggelorakan kemerdekaan. Pada saat itu di Eropa sedang tumbuh subur paham-paham yang terkait dengan kemajuan, kebebasan, kemerdekaan sebagai dampak dari Revolusi Perancis. Paham-paham itu misalnya liberalisme, nasionalisme, sosialisme.


Pada awal abad ke-20, paham nasionalisme memasuki wilayah Indonesia, Perlu diingat bahwa dengan pelaksanaan Politik Etis teläh mendorong lahirnya kaum muda terpelajar. Pemikiran mereka semakin rasional, wawasannya semakin luas dan terbuka sehingga memperlancar berkembangnya paham paham baru di Indonesia. Paham baru itu misalnya nasionalisme. Paham ini telah mendorong lahirnya kesadaran nasional, kesadaran hidup dalam suatu bangsa, Bangsa Indonesia. Kesadaran ini kemudian mendorong untuk merubah dan menyempurnakan strategi perjuangan bangsa yang selama ini telah dilakukan.


Di samping didorong oleh pelaksanaan Politik Etis sebagai pembuka munculnya kaum terpelajar, peran pers/media cetak, dan paham-paham baru, secara eksternal, munculnya kesadaran nasional Itu juga dipicu oleh beberapa peristiwa dunia. Misalnya adanya Gerakan Turki Muda, Revolusi Cina, Gerakan Nasional di India dan Filipina.


Sekalipun didorong oleh banyak faktor, kesadaran berbangsa dan kebangkitan nasional yang muncul di Indonesia tidak lepas dari bentuk antitesis terhadap penjajahan dan kekuasaan kolonialisme dan imperialisme Belanda. Kesadaran bersama muncul bahwa untuk melakukan perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme, bentuk dan strateginya harus sudah berubah. Bentuk diplomasi dan melalui berbagai organisasi pergerakan dipandang lebih tepat. Dipelopori oleh kaum terpelajar kemudian lahirlah berbagai organisasi pergerakan nasional. Organisasi pergerakan itu ada yang bercorak Sosio-kultural, politik, keagamaan tetapi juga yang sekuler, kedaerahan tetapi ada juga yang nasionalis, ada dari kelompok pemuda tetapi juga ada kelompok perempuan. Dalam strategi ada yang kooperatif dan ada juga non-kooperatif


Pada periode awal pergerakan kebangsaan telah muncul organisasi Budi Utomo (BU) yang bersifat sosio-kultural. Organisasi ini didirikan antara lain oleh Sutomo, Gunawan atas rintisan Wahidin Sudirohusodo pada tanggal 20 Mei 1908. Tujuannya untuk mengumpulkan dana guna membantu kaum bumiputera yang kekurangan dalam menempuh pendidikan.


Organisasi yang berikutnya adalah Sarekat Islam (SI). Pada mulanya Si ini lahir karena adanya dorongan dari RM Tirtoadisuryo seorang bangsawan. wartawan, dan pedagang dari Solo Tahun 1909, ia mendirikan perkumpulan dagang yang bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). Tahun 1911 K.H. Samanhudi secara resmi mendirikan SDI. Pada tahun 1912 nama SDI diganti Sarekat Islam (SI) oleh HOS Cokroaminoto. Pada tahun 1912 itu juga berdiri organisasi yang bercorak politik yakni Indische Partij (IP). Pendiri organisasi itu dikenal dengan sebutan "Tiga Serangkai", yakni: Douwes Dekker, dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat atau dikenal dengan Ki Hajar Dewantoro. Setelah itu IP berkembang pesat di berbagai daerah di Indonesia.


Dari bidang keagamaan misalnya ada Muhammadiyah yang bersifat modern, yang didirikan Ahmad Dahlan pada 18 November 1912 di Yogyakarta. Organisasi ini, bercirikan organisasi sosial, pendidikan, dan keagamaan Tujuannya antara lain memurnikan ajaran Islam sesuai dengan ajaran Al Quran dan Al-Hadis. Tindakannya adalah amar makruf nahi munkar, atau mengajak hal yang baik dan mencegah hal yang buruk. Kemudian muncul organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Organisasi ini didirikan pada tanggal 31 Januari 1926, di Surabaya. Sebagai pendiri organisasi ini adalah Kyai Haji Hasyim Ashari dan sejumlah ulama lainnya. Organisasi Itu berpegang teguh pada Ahlusunnah wal jamaah. Organisasi ini tetap mempertahankan tradisi yang sudah lama berkembang di kalangan ulama. Tujuan organisasi ini terkait dengan masalah sosial, ekonomi, dan pendidikan Kedua oraganisasi Islam ini sekarang merupakan organisasi massa Islam yang cukup besar di Indonesia.


Dari kalangan kaum Kristiani juga membentuk organisasi antara lain didirikannya Perkumpulan Politik Katohk lawi (PPKI Organisasi ini didirikan U. Kasmo pada tanggal 22 Februari 1925. Organisasi ini juga bergerak di bidang sesual pendidikan Tujuannya turut berusaha sekuat tenaga bagi kemajuan indonesia.


Organisasi lain yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan yang bersifat nasional misalnya Taman Siswa. Organisasi ini didirikan pada tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta oleh Raden Mas Suwardi Suryaningrat yang kemudian lebih dikenal nama Ki Hajar Dewantoro. Tujuannya lebih diarahkan pada upaya memajukan pendidikan bagi bumiputera. Pendidikan yang ditawarkan adalah sistem pendidikan nasional yang berdasarkan kepada kebudayaan asli Indonesia. Asas perjuangan Taman Siswa adalah "Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani". Dalam waktu singkat Taman Siswa ini sudah berkembang pesat. KI Hajar Dewantoro diakui sebagai bapak pendidikan di Indonesia. ia telah meletakkan dasar-dasar bagi pelaksanaan pendidikan di Indonesia.


Organisasi pergerakan lainnya yang bersifat nasionalis, misalnya Perhimpunan Indonesia (Pl). Pada mulanya organisasi ini bernama Indische Vereniging didirikan pada tahun 1908 oleh para pelajar/mahasiswa yang belajar di negeri Belanda seperti R.M Notosuroto, R. Panji Sostrokartono, dan R. Husein Djajadiningrat. Kemudian dengan datangnya para aktivis perjuangan dari Indonesia seperti Moh. Hatta, lwa Kusumasumantri, J.B. Sitanala, organisasi ini semakin bernuansa politik kebangsaan. Bahkan nama Indische Vereeniging diubah menjadi Indonesische Vereeniging pada tahun 1922 dan diubah lagi menjadi Perhimpunan Indonesia" pada tahun 1925. Organisasi ini cukup revolusioner dalam memperjuangkan kebebasan Indonesia dari penjajahan Belanda. Majalahnya sebagai corong perjuangan yang semula bernama "Hindia Putera" diubah menjadi "Indonesia Merdeka" Asas perjuangannya antara lain: menolong dirinya sendiri (swadaya), non-kooperasi, persatuan nasional.


PI menjadi organisasi politik yang semakin disegani karena pengaruh Moh Hatta Di bawah pimpinan Hatta, Pl berkembang dengan pesat dan merangsang para mahasiswa yang ada di Belanda untuk terus memikirkan kemerdekaan tanah airnya. Aktivitas politik PNI tidak saja dilakukan di Belanda dan Indonesia, tetapi juga dilakukan secara internasional. Mahasiswa secara teratur melakukan diskusi dan melakukan kritik terhadap pemerintah Belanda. PI juga menuntut kemerdekaan Indonesia dengan secepatnya.


Terilhami dengan perkembangan dan perjuangan PI di Belanda, beberapa tokoh pemuda seperti Soekarno, Gatot Mangkuprojo dan lain-lain pada 4 Juli 1927 berkurpul untuk mendiskusikan pembentukan organisasi semacam Pl. Setelah melalui serangkaian diskusi dan pertemuan akhirnya, dalam pertemuan di Bandung, di kediaman Ir. Sukarno, tanggal 4 Juli 1927, diresmikanlah berdirinya partai baru yang diberi nama Perserikatan Nasional Indonesia (PNI), Sebagai ketua dipercayakan kepada Ir. Sukarno. Pada Kongres I di Surabaya, nama Perserikatan Nasional Indonesia diubah menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI). Tujuan perjuangannya untuk kemerdekaan Indonesia. Asas perjuangannya berdikari (berdiri di atas kaki sendiri), non kooperasi dan marhenisme (orientasi kerakyatan).


Organisasi yang bersifat revolusioner yang lain sebelum PNI sebenannya sudah ada, yakni Partal Komunis Indonesia (PKI). Organisasi ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari organisasi Indische Sociaal Democratische Vereniging (ISDV). ISDV berdiri pada 9 Mei 1914 atas prakarsa Sneevliet. Tokoh-tokohnya antara lain Semaun, Darsono. Dengan memperhatikan perkembangan politik, setelah melalui serangkaian pembahasan, maka pada saat kongres yang ke-7 nama ISDV diubah menjadi Perserikatan Komunis di Hindia, dan dipertegas pada tanggal 23 Mei 1920 menjadi Partai Komunis Hindia Kemudian pada bulan Desember 1920 diubah dengan wajah keindonesiaan yakni menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI), Sebagai ketua PKI yang pertama adalah Semaun. Pada tahun 1921 diterapkan disiplin partai, yakni bagi setiap anggota yang rangkap anggota PKI dan SI, harus memilih salah satu. PKI berkembang menjadi partal radikal dan sekuler. PKI juga menjadi partal rakyat yang cepat berkembang.


Masa pergerakan kebangsaan ini juga berkembang organisasi pemuda dan tidak ketinggalan organisasi para perempuan. Organisasi pemuda yang pertama berdiri di Indonesia adalah Trikoro Darmo. Organisasi ini dibentuk pada tanggal 7 Mei 1915. Organisasi ini diharapkan menjadi wadah pembinaan generasi muda di Indonesia. Tokohnya antara lain: Satiman Wiryosanjoyo. Kadarman. Nama Trikoro Darmo ini bermakna memiliki tiga tujuan utama yakni: sakti, budi dan bakti. Tujuan dan arah gerakan Trikoro Darmo untuk menciptakan wadah pelatihan dan pembinaan generasi muda/pelajar untuk menjadi pemuka/pemimpin nasional yang cinta tanah air. Anggota Trikoro Darmo umumnya terdiri atas para pelajar STOVIA dan berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.


Di lingkungan pemuda ini juga berkembang gerakan kepanduan yang umumnya dimiliki oleh organisasi induknya. Misalnya Muhammadiyah mempunyai organisasi kepanduan Hizbul Wathan (HW). Sementara itu itu di lingkungan kaum wanita juga berkembang organisasi wanita. Organisasi yang pertama adalah Puteri Mardika. Organisasi ini dibentuk pada tahun 1912 atas prakarsa BU.


Melihat beberapa organisasi yang berkembang di masa pergerakan kebangsaan, jelas orientasinya adalah untuk kemajuan bangsa. Bahkan ada beberapa organisasi yang secara terang-terangan bertujuan untuk pembebasan Indonesia dari penjajahan. Namun organisasi-organisasi itu masih berkembang sendiri-sendiri.


Oleh karena itu, untuk memperkuat perjuangan berbagai organisasi menuju cita-cita mulia yakni pembebasan rakyat dari belenggu penjajahan atau kernerdekaan perlu ada saling kerja sama, perlu persatuan dan kesatuan. Hal inilah yang mendorong para pemuda berjuang untuk dapat mempersatukan berbagai organisasi dan partai yang ada di Indonesia.







Post a Comment

0 Comments